Minggu, 24 April 2016

Pengaruh Tayangan Kekerasan terhadap Perilaku Anak

   Televisi merupakan media komunikasi audiovisual yang mendistribusikan berbagai macam informasi kepada masyarakat luas dengan mudah dan cepat. (Rompas, 2005) Informasi tersebut mengenalkan masyarakat dengan berbagai perkembangan terbaru dari beragam aspek hidup, bahkan kini melangkah pada kesadaran akan rasa kebutuhan informasi, komunikasi, bisnis, pendidikan, hiburan menjadikan televisi sebagai media massa yang memiliki peranan penting bagi individu maupun masyarakat, bahkan menjadi teknologi yang paling diminati.
How Tv Affects Your Child
     Berbagai acara yang ditayangkan stasiun televisi telah memikat hati banyak pemirsa, dan membuatnya ‘kecanduan’ untuk selalu menyaksikan acara-acara yang ditayangkan. Bahkan bagi anak-anak pun, menyaksikan televisi sudah merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari aktivitas kesehariannya. Anak-anak yang biasanya menghabiskan waktunya untuk bermain, sekarang menghabiskan waktunya berjam-jam hanya untuk menonton acara kesayangannya di televisi.
     (Rompas, 2005) Kebanyakan anak, menonton seluruh program mulai dari film kartun, kuis anak, pentas musik anak, sinetron, berita hingga iklan. Dapat kita ketahui hampir semua channel televisi lebih banyak menayangkan acara-acara yang kurang mendidik seperti sinetron, infotainment yang menginformasikan gosip-gosip para artis yang mana tayangan tersebut hampir tidak ada nilai edukasinya. Sedangkan tayangan yang mengarah pada nilai-nilai edukasi itu sendiri sangat sedikit frekuensinya. Perlu kita ketahui bahwa tayangan televisi tersebut dapat memberikan pengaruh positif dan negatif bagi anak. Tayangan yang memberikan pengaruh positif  tentu tidak perlu dikhawatirkan, karena ketika anak meniru perilaku baik dari tayangan televisi tentu akan menjadi kebiasaan yang baik bagi kehidupan anak. Akan tetapi tayangan yang memberikan pengaruh negatif sangat perlu untuk dihindarkan dari anak.

Sejauh ini, televisi masih dianggap sebagai media massa yang ampuh untuk mempengaruhi hingga mengubah sikap penontonya. (Hutapea, 2010) Anak-anak dan para remaja memiliki kemungkinan lebih besar terhadap efek negatif karena cenderung untuk lebih mudah menerima dan tidak siap untuk menilai apa yang ditontonnya. Akan sangat menakutkan jika mereka sampai meniru adegan kekerasan dari tayangan yang mereka tonton. (Kevin D Browne, 2005) The small amount of good quality research that discusses sex differences suggests that boys are more likely to show aggression after viewing violent media than girls. Anak laki-laki akan lebih mudah untuk meniru tayangan-tayangan berbau kekerasan daripada anak perempuan. Hal ini dikarenakan, secara umum, anak laki-laki memiliki sifat lebih agresif dibandingkan dengan perempuan karena memiliki keingintahuan yang tinggi dan cenderung menyukai hal-hal atau aktivitas yang menantang.

Efek negatif dari tayangan kekerasan atau yang tidak mendidik tentunya sangat sulit untuk dihindari apalagi jika anak sudah kecanduan televisi. Oleh karena itu, hal yang bisa dilakukan sebagai orang tua adalah pertama; tanamkan nilai-nilai keagamaan dan nilai-nilai kasih sayang dalam keluarga. Hal ini bertujuan agar anak mendapatkan bekal keagamaan dan nilai kasih sayang  sehingga anak dapat berpikir jernih, dan mampu membedakan mana hal yang baik dan yang buruk. Kedua, orangtua harus lebih pandai menganalisa acara televisi yang sesuai dan tidak sesuai dengan usia anak. Ketiga, jangan biasakan memfasilitasi anak dengan menaruh televisi di dalam kamar. Cukup tempatkan televisi di ruangan yang strategis, tidak tertutup sehingga memudahkan orangtua untuk mengawasi anak. Di sisi lain, pihak sekolah juga memiliki peran untuk selalu mengawasi siswa selama mereka berada di sekolah untuk meminimalisir kemungkinan terjadinya kekerasan di sekolah akibat dari tayangan televisi yang ditonton oleh siswa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar