Televisi merupakan media komunikasi
audiovisual yang mendistribusikan berbagai macam informasi kepada masyarakat
luas dengan mudah dan cepat. (Rompas, 2005)
Informasi tersebut mengenalkan masyarakat dengan berbagai perkembangan terbaru
dari beragam aspek hidup, bahkan kini melangkah pada kesadaran akan rasa
kebutuhan informasi, komunikasi, bisnis, pendidikan, hiburan menjadikan
televisi sebagai media massa yang memiliki peranan penting bagi individu maupun
masyarakat, bahkan menjadi teknologi yang paling diminati.
![]() |
How Tv Affects Your Child |
(Rompas, 2005) Kebanyakan anak, menonton seluruh program mulai dari film kartun, kuis anak, pentas musik anak, sinetron, berita hingga iklan. Dapat kita ketahui hampir semua channel televisi lebih banyak menayangkan acara-acara yang kurang mendidik seperti sinetron, infotainment yang menginformasikan gosip-gosip para artis yang mana tayangan tersebut hampir tidak ada nilai edukasinya. Sedangkan tayangan yang mengarah pada nilai-nilai edukasi itu sendiri sangat sedikit frekuensinya. Perlu kita ketahui bahwa tayangan televisi tersebut dapat memberikan pengaruh positif dan negatif bagi anak. Tayangan yang memberikan pengaruh positif tentu tidak perlu dikhawatirkan, karena ketika anak meniru perilaku baik dari tayangan televisi tentu akan menjadi kebiasaan yang baik bagi kehidupan anak. Akan tetapi tayangan yang memberikan pengaruh negatif sangat perlu untuk dihindarkan dari anak.
Sejauh ini, televisi masih dianggap sebagai media massa yang ampuh untuk mempengaruhi hingga mengubah sikap penontonya. (Hutapea, 2010) Anak-anak dan para
remaja memiliki kemungkinan lebih besar terhadap efek negatif karena cenderung
untuk lebih mudah menerima dan tidak siap untuk menilai apa yang ditontonnya. Akan sangat
menakutkan jika mereka sampai meniru adegan kekerasan dari tayangan yang mereka
tonton. (Kevin D Browne, 2005) The small amount of good quality
research that discusses sex differences suggests that boys are more likely
to show aggression after viewing violent media than girls. Anak
laki-laki akan lebih mudah untuk meniru tayangan-tayangan berbau kekerasan
daripada anak perempuan. Hal ini dikarenakan, secara
umum, anak laki-laki memiliki sifat lebih agresif dibandingkan dengan perempuan
karena memiliki keingintahuan yang tinggi dan cenderung menyukai hal-hal atau
aktivitas yang menantang.
Efek negatif dari
tayangan kekerasan atau yang tidak mendidik tentunya sangat sulit untuk
dihindari apalagi jika anak sudah kecanduan televisi. Oleh karena itu, hal yang
bisa dilakukan sebagai orang tua adalah pertama;
tanamkan nilai-nilai keagamaan dan nilai-nilai
kasih sayang dalam keluarga. Hal ini
bertujuan agar anak mendapatkan bekal keagamaan dan nilai kasih sayang sehingga anak dapat berpikir jernih, dan mampu membedakan mana hal yang baik dan yang
buruk.
Kedua, orangtua harus lebih pandai menganalisa
acara televisi yang sesuai dan tidak sesuai dengan usia anak. Ketiga, jangan biasakan memfasilitasi
anak dengan menaruh televisi di dalam kamar. Cukup tempatkan televisi di
ruangan yang strategis, tidak tertutup sehingga memudahkan orangtua untuk
mengawasi anak. Di sisi lain, pihak sekolah juga memiliki peran untuk selalu
mengawasi siswa selama mereka berada di sekolah untuk meminimalisir kemungkinan
terjadinya kekerasan di sekolah akibat dari tayangan televisi yang ditonton
oleh siswa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar